Kamis, 22 Desember 2016

esai tentang hallyu (korean wave) di Indonesia



,INDONESIATERKENA VIRUS HALLYU,






Fanatisme buta belakangan ini tengah melanda dunia. Fanatisme buta ini tumbuh subur dikalangan remaja, dan telah memasuki Indonesia. Salah satu fanatisme buta adalah Korean Wave atau Gelombang Korea, yang lebih dikenal dengan nama “Hallyu”. Bentuk fanatisme buta ini mengarah kepada perilaku yang membahayakan, sehingga perlu dikaji dengan seksama.
            Hallyu atau Korean Wave adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Korea atau gelombang Korea secara global diberbagai negara didunia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea. Di Indonesia sendiri, budaya Korea berkembang pesat. Mulai dari pakaian, makanan, drama dan K-pop.
            Drama Korea banyak menghadirkan kisah percintaan, dan inilah yang menjadi kegemaran remaja Indonesia. Drama Korea ini dapat dinikmati lewat tayangan di televisi, seperti The Heirs, Emergency Couple, Birth of a Beauty, dan Pinochio. Drama tersebut tayang di salah satu stasuin televisi diIndonesia. Jika drama ini ditayangkan di televisi, tentu saja telah melewati Lembaga Sensor Indonesia, sehingga adegan yang tak senonoh telah dihapus atau dipotong. Yang berbahaya adalah jika drama tersebut ditayangkan dan ditonton oleh remaja dibioskop maupun di perangkat elektronik seperti laptop dan komputer yang mereka punyai. Drama yang ditonton murni, masih asli seperti yang ditayangkan di televisi Korea. Adegan senonohnya tidak dihapus atau dipotong. Jika remaja Indonesia yang kejiwaannya masih labil, mereka akan menirukan adegan senonoh seperti berciuman didepan umum tanpa malu, karena menganggap bahwa perbuatannya tersebut tidaklah salah dan sah-sah saja jika dilakukan.
            Dalam hal fashion atau pakaian, Korea Selatan memiliki gaya berpakaian yang unik dan berbeda dari yang lain. Perempuan Korea Selatan bisa menentukan gaya berpakaian yang sesuai dengan kepribadian dan postur tubuh  mereka, tapi tak sedikit pula perempuan Korea yang berpakaian ala kadarnya, memakai pakian yang serba mini. Jika ini ditiru oleh remaja perempuan Indonesia, tentu akan menjadi sorotan dan perbincangan publik. Masyarakat akan memberikan kesan buruk pada remaja yang berpakaian sedemikian rupa atau bahkan bisa dikucilkan oleh lingkungannya.
            Untuk laki-laki Korea Selatan, gaya berpakaian mereka sopan dan bisa menentukan gaya berpakaian yang pas pada waktunya. Sebagai contoh, laki-laki Korea akan memakai setelan jas rapi saat menghadiri acara-acara resmi. Mereka akan berpakaian biasa saat pergi keluar (tidak menghadiri acara resmi). Nah, inilah yang menjadi sorotan, saat mereka berpakaian biasa, tidak sedikit dari mereka yang terlihat seperti perempuan. Tidak hanya dalam hal berpakaian saja, laki-laki Korea Selatan juga senang dengan yang namanya perawatan tubuh, dan berdandan layaknya perempuan. Jika diIndonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sangatlah dilarang oleh agama. Dan jika ada remaja laki-laki di Indonesia yang seperti itu, mereaka akan dipandang aneh oleh masyarakat karena berpenampilan layaknya perempuan.
            Hallyu tidak hanya memberika dampak negatif saja, Hallyu juga memberikan peluang kerja bagi pengangguran yang ada di Indonesia, mereka dapat bekerja sebagai penjual pakaian, makanan, ataupun penyedia jasa rental kaset K-pop. Selain itu, dengan adanya Hallyu, masyarakat Indonesia juga mengenal tentang kebudayaan negara lain. Menambah wawasan akan budaya, dan juga dapat digunakan untuk menunjang pekerjaan bila diperlukan nantinya.
            Namun, remaja Indonesia telah banyak yang terbawa larut kedalam budaya Korea Selatan, ini menyebabkan merek kurang mencintai budayanya sendiri. Mereka lebih mengenal tentang K-pop, ketimbang mengenal budaya daerah mereka sendiri. Remaja Indonesia boleh saja terkena yang namanya Hallyu, tetapi mereka harus tahu apa dampak yang akan mereka terima nantinya jika terlalu larut dengan Hallyu. Untuk itu, perlu ditanamkan jiwa nasionalisme sejak dini, atau paling tidak sejak memasuki bangku sekolah menengah. Mereka juga perlu dikenalkan akan budaya Indonesia, bisa lewat lembaga pendidikan maupun dikenalkan didalam keluarga sendiri. Dengan begitu, remaja tidak akan larut terlalu dalam, dalam Hallyu.
            Remja Indonesia kebanyakan masih labil kejiwaannya. Mereka akan mengikuti trend yang sedang berkembang diIndonesia. Mereka kadang tidak memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan jika mereka terlalu mengikuti trend yang sedang berkembang. Tapi, mereka akan merasa dikucilkan oleh teman-temannya jika tidak mengikuti trend yang ada, mereka akan dicap kampungan, kuno, nggak updatelah, ketinggalan jaman, dan lain-lain.
Sama halnya dengan Hallyu, juga memberikan dampak baik dan dampak buruk. Semua akan menjadi baik jika yang terkena dapat mengolahnya dengan baik. Begitu pun sebaliknya, semua akan menjadi buruk jika yang terkena tidak dapat mengolahnya dengan baik. Semuanya kembali ke diri remaja itu sendiri-sendiri, mau mendapatkan yang baik atau mendapatkan yang buruk.



          




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Moto dari Moto G5s Plus

Siapa sih sekarang yang gak kenal sama Smartphone Moto??? Smartphone keluaran Lenovo ini baru saja merilis sebuah smartphone barunya y...